Jakarta, 20 November 2022- Anggota Komisi VI DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan Dr Evita Nursanty, MSc mengatakan, kemitraan UMKM dan BUMN sangat penting dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomj, terutama dalam menghadapi situasi tidak menentu pada tahun 2023.
“Dengan akar ekonomi yang kuat saya yakin kita bisa bertumbuh dengan kuat meskipun di tengah badai krisis global sebagaimana diprediksi banyak kalangan. Karena itu saya mendorong agar BUMN terus menjalin kemitraan sebagai bagian dari penguatan ketahanan ekonomi kita,” ucap Evita dalam kegiatan Sosialisasi Kemitraan UMKM dan BUMN di Grand Marter Hotel Purwodadi, Jalan Gajah Mada No 10, Purwodadi, Grobogan, Jawa Tengah, Minggu (20/11/2022).
Hadir sebagai nara sumber Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Grobogan Drs Kasan Anwar,MM dan Kepala Dinas Ketahanan Pangan Daerah Kabupaten Grobogan Amin Nur Hatta, SSos.
Menurut Evita, membahas UMKM dan BUMN merupakan dua insitusi yang memiliki kekuatan besar di Indonesia. BUMN memiliki kekuatan besar karena dia berkontribusi terhadap sepertiga dari perekonomian Indonesia, dengan total aset mencapai Rp9.000 triliun, atau 53 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).
Begitu juga UMKM menjadi kekuatan besar kita sebagai tulang punggung ekonomi Indonesia, dimana jumlah UMKM di tanah air mencapai sekitar 65 juta pelaku dan menyumbang 62 persen dari PDB, dan menyerap 97 persen tenaga kerja di Indonesia,
“Jika ini bermitra maka kita sedang membangun ekonomi kita secara lebih kuat. Wajar jika kemudian pemerintah pada masa pandemi Covid-19 mendorong keterlibatan BUMN dalam membantu UMKM baik melalui skema paket kebijakan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) maupun skema lainnya,” sambung Evita.
Paket kebijakan PEN diantaranya stimulus pajak, restrukturisasi kredit, subsidi bunga, pemberian modal kerja, dan subsidi iuran penjaminan kredit. BUMN juga membentuk sebuah ekosistem dalam menyerap produk UMKM, memberikan pembiayaan, pendampingan, dan juga bertindak sebagai offtaker untuk membeli produksi UMKM. Belum termasuk kontribusi BUMN terhadap masyarakat dan lingkungan hidup melalui program Corporate Social Responsibility (CSR) dan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) yang antara lain juga memberi perhatian pada UMKM.
Transformasi
Menurut Evita, melalui transformasi yang dilakukan, BUMN semakin berdampak pada industri, memberikan value kepada masyarakat dan meningkatkan kontribusinya kepada negara. Kontribusi BUMN kepada negara melalui pajak, dividen, dan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP). Sepanjang 10 tahun terakhir ini sumbangan yang diberikan BUMN mencapai Rp 4.013 triliun. Jumlah tersebut berasal dari Rp 2.118 triliun pajak, Rp 1.466 triliun dalam bentuk PNBP, dan Rp 429 triliun dividen.
Bahkan saat ekonomi global dan nasional dibayang-bayangi tekanan akibat pandemi Covid-19, perusahaan di tahun buku 2021, BUMN masih dapat memberikan dividen yang cukup besar mencapai Rp 41 triliun. Laba BUMN tahun 2021 meningkat menjadi Rp 126 triliun dengan total pendapatan Rp 1.983 triliun.
Evita juga menyebut, dalam tiga tahun terakhir dapat terlihat nyata pada aspek keberpihakan terhadap UMKM. Lewat program Pasar Digital (PaDi) UMKM, Kementerian BUMN ingin adanya ekosistem yang mengintegrasikan kebutuhan BUMN dengan produk UMKM. Dalam hal ini BUMN memiliki komitmen dalam memberikan pembiayaan, pendampingan, dan juga bertindak sebagai offtaker untuk membeli produksi UMKM.
Disisi lain, Permodalan Nasional Madani (PNM) juga memiliki Program Mekaar sebagai fasilitas untuk pemberdayaan UMKM Perempuan telah mampu menciptakan lapangan kerja setidaknya bagi 12,7 juta ibu-ibu di tahun 2021 di berbagai wilayah dan akan terus didorong hingga mencapai 20 juta nasabah pada tahun 2024. Demikian juga dengan Pupuk Indonesia melalui Program Makmur yang merupakan pendampingan budidaya tani melalui ekosistem yang terintegrasi untuk pemberdayaan petani hingga kini telah mencapai 148.127 hektare lahan bersama 117.995 petani.
BUMN juga turut berkontribusi untuk mencapai target inklusi keuangan nasional sebesar 90 persen pada tahun 2024 melalui pendirian Holding Ultra Mikro (UMi). Kontribusi Holding UMi untuk mencapai target tersebut adalah sebesar 70 persen.
Terakhir Evita juga menyinggung bagaimana dengan program CSR dan PKBL atau Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) BUMN, yang kini difokuskan pada sektor pendidikan, UMKM, dan lingkungan hidup, yang meliputi pemerataan pendidikan berkualitas agar anak-anak Indonesia mendapat kemudahan dan akses ilmu pengetahuan serta teknologi, pemberdayaan UMKM dan ultra mikro untuk naik kelas, dan lingkungan hidup yang difokuskan untuk pelestarian alam dan penghijauan.
Kementerian BUMN memberi izin perusahaan BUMN dapat memberikan kredit modal kerja dengan suku bunga flat 3 persen per tahun kepada pelaku usaha mikro dan kecil (UMK) melalui program CSR. Hal ini tertuang dalam Peraturan Menteri BUMN Nomor PER-6/MBU/09/2022 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri BUMN Nomor PER-05/MBU/04/2021 tentang Program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan BUMN. Dalam Pasal 12 Ayat 1 tertulis bahwa BUMN bisa memberikan modal kerja kepada UMK maksimal Rp250 juta sebagai bagian dari program tanggung jawab sosial. BUMN juga dapat menambah pinjaman jangka pendek paling lama satu tahun untuk UMK sebesar Rp100 juta. ***
( Qumar )