Bojonegoro, lidikkimsus-ri.net – Tak disangka dan tak diduga pengerjaan proyek bronjong yang berada di Desa Ngadiluweh, Kecamatan Ngasem, Kabupaten Bojonegoro, Jatim ini jadi ajang kericuhan oleh oknum pekerja proyek dengan salah seorang awak media yang sedang menjalankan tugas profesinya.
Pengerjaan proyek bronjong di Desa Ngadiluweh Ngasem ini sudah dua kali naik berita online di media bhayangkara.co.id atas dugaan proyek siluman dengan tidak adanya papan nama proyek, juga atas dugaan tidak sesuai spesifikasinya, dan berita tersebut dari sumber yang sama yang mana awak media melakukan sidak langsung di lokasi pekerjaan.
Setelahnya naik dalam pemberitaan tersebut di lokasi proyek tampak terpasang papan nama proyek, namun pengerjaanya diduga masih belum sesuai dengan besteknya.
Menurut keterangan Kuslan selaku awak media oposisi yang sekaligus ketua PAC PP Kecamatan Ngasem, pada hari Sabtu, tanggal 16 September 2023 sekira pukul 14.15 Wib dirinya telah mendatangi lokasi proyek bronjong tersebut untuk mengecek dan memastikan bahwa pengerjaanya sudah benar atau belum, namun kedatangannya di sambut dengan amukan salah seorang oknum pekerja proyek bernama Solikin warga RT 01 RW 01 Desa Ngadiluweh, Kecamatan Ngasem. Dirinya ketika melakukan cek lokasi sesuai tugas dan poksinya jurnalis telah di halang-halangi dan di usir oleh oknum pekerja tersebut, bahkan sempat di ancam dan mau di laporkan ke pihak kepolisian.
“Saya nama Kuslan, saya dari media sekaligus Ketua PAC PP Kecamatan Ngasem merasa sangat di lecehkan, pada saat cek lokasi saya sudah sampaikan dan tunjukkan kartu KTA saya bahwa saya dari media, namun salah satu pekerja bernama Solikin telah mengamuk dan mengusir saya, bahkan ngancam saya mau laporkan ke Kepolisian, apa salah seorang jurnalis sidak ke lokasi proyek, sesuai tupoksinya sebagai sosial kontrol, coba fahami UU Pers, UU no 40 tahun 1999, “ungkap Kuslan Ketua PAC Kecamatan Ngasem”. Jum’at (22/09/23)
Kuslan menegaskan, dirinya kroscek atau sidak lokasi proyek bukan semata-mata atas kepentingan pribadinya, namun demi kepentingan publik, dirinya sebagai jurnalis yang sekaligus Ketua PAC PP Ngasem wajib mengawal dan mengawasi segala bentuk kegitan proyek yang secara jelas anggarannya bersumber dari negara.
“Saya cek lokasi proyek bukan kepentingan pribadi saya, tetapi demi kepentingan publik, dan saya sebelumnya tidak ada masalah sama sekali dengan warga desa Ngadiluweh, jadi ini murni pengusiran dan penghalang-halangan tugas jurnalis, ini pelecehan terhadap profesi jurnalis, “tegasnya”.
“Saya sudah hubungi Yoyok selaku pelaksana kerja, dan Galang selaku konsultan proyek, saya ajak bertemu bersama di Balai Desa Ngadiluweh Ngasem untuk menyelesaikan dan mengklarifikasi terkait kejadian pengusiran oleh pekerjanya serta mengenai pekerjaanya secara terbuka dan profesional, namun mereka tidak mau, berbagai alasan di sampaikan ke saya yang intinya sampai sekarang belum ada penyelesaiannya, “pungkas Kuslan”.
Kepala Desa Ngadiluweh ketika di konfirmasi media ini pada hari Jum’at 22 Sptember 2023 melalui saluran WA nya, di singgung soal pengusiran Kuslan selaku jurnalis oleh oknum pekerja proyek bronjong yang ada di Desa nya, Kepala Desa Ngadiluweh menjelaskan bahwa kalau warga mungkin tidak ada kaitanya sama kontraktor, dan yang namanya Solikin atau warga yang lain sudah di berinya penjelasan tentang larangan dan sebatas mana hak kita tentang Bronjong tersebut, dan sekarang warga di sekeliling sudah tidak ikut campur bahkan sudah di larang ngomeni tentang pekerjaan itu.
“Klw warga mungkin GK ada kaitanya sama kontraktor mas, yg namanya solilikan atau warga yg lain sudah sudah TK kasih tau tentang larangan dan sebatas mana hak kita tentang Bronjong MKnya sekarang warga di sekeliling sudah Tidak ikut campur bahkan sudah TK larang ngomeni tentang pekerjaan itu, “terang Kades Ngadiluweh kepada media ini”. Jum’at (22/9)
Kades Ngadiluweh menambahkan, “saya berikan penjelasan kepada warga, itu hsk penuh CV, kalau ada media masuk itu sebagai mitra kerja dengan penjelasan itu warga sudah tidsk ada yang ngomeni mas, “tambahnya”.
“Mas Kuslan juga sebagai orang yang mengerti tentang ini, juga sudah ketemu saya, mohon ma’af karena ini juga masih ada tali persaudaraan juga tetangga bersebelahan mas, “pungkas Kades Ngadiluweh”.
Secara terpisah, media ini juga mengkonfirmasi kepada Yoyok selaku pelaksana kerja, ketika di konfirmasi soal adanya kericuhan yang terjadi di lokasi proyek, dan juga pengusiran oleh oknum pekerja kepada Kuslan selaku jurnalis, pihaknya mengatakan bahwa ketika terjadi keributan ramai antara pekerja yang juga warga Ngadiluweh degan Kuslan jurnalis, dirinya tidak ada i lokasi, sehngga tidak mengetahuinya.
“Waallaikum salam.ngeh pak ngapunten ngeh pada waktu itu pas ada kejadian ramai antara pak kuslan dengan warga saya kebetulan gak ada dilokasi jadi gak tau gimananya kok sampai sebegitunya🙏🙏🙏, “ungkap Yoyok kepada media ini”.
Di lanjut konfirmasi berikutnya, apa yang akan di lakukan oleh kontaktor pelaksana untuk menyelesaikan permasalahan tersebut agar tidak terjadi hal yang tidak di inginkan, Yoyok mengatakan, “Iya sudah pak waktu setelah kejadian pak Kuslan juga sudah tak tlpon saya ajak ketemuan pak kuslan gak bisa repot sampai dua hari, Trus kemaren pak Kuslan tlpon saya gak bisa dah ada acara lain, Insyaallah baru bisa besok, “pungkas Yoyok kepada media ini”.
Terkait adanya temuan-temuan oleh saudara Kuslan selaku jurnalis tentang proyek bronjong di Desa Ngadiluweh Ngasem yang berujung kericuhan, penghalang-halangan, pengusiran, dan bahkan pengancaman pelaporan dari pekerja teradap jurnalis ini perlu mendapat perhatian kusus dari pihak terkait agar pelaksanaan pekerjaan yang menggunakan anggaran negara di kerjakan dengan baik, dan permasalahan agar segera terselesaikan.
Rep – Sunarto