BOJONEGORO, lidikkrimsus-ri.net || Wariadi alias Pak Pigal adalah salah satu warga Dusun Jambe, Desa Pilangsari RT 01 RW 02, Kecamatan Kalitidu, Kabupaten Bojonegoro, Jawa – Timur yang hidup tanpa seorang istri, dan tinggal di rumah sederhana berdua dengan anak laki-lakinya, namun saat ini lagi di radang kesusahan berat, pasalnya, rumah sederhana yang ditempati berteduh pondasinya nggemplang dan bergeser serta balok-balok tiangnya banyak yang terputus diduga akibat dari dampak galian proyek desa disebelah rumahnya yang berjarak lebih kurang 1 meter, yang mana galian tersebut tanpa adanya pemasangan udith atau gorong-gorong sehingga tidak ada dinding penahannya. Sabtu (16/03/24).

Wariadi menuturkan, “rumah saya ini saya dirikan sekitar tahun 2010/2011 an, sebelum adanya galian tersebut rumah saya kondisi aman-aman saja, tetapi setelah adanya galian baru sekitar 1 tahun lebih saat galian itu tergenang banjir langsung ada penggeseran pada pondasi rumah saya,”tuturnya.

Lebih lanjut Wariadi menambahkan, dirinya menyayangkan adanya galian disebelah rumahnya tersebut karena sebelum menggali tidak ada siapapun yang memberitahukannya dan/atau tanpa musyawarah dengan pemilik rumah terdekat.
“Sayang sekali waktu mau gali tidak musyawarah dengan saya, biarpun toh itu bukan tanah saya yang di gali, seharusnya memikirkan dampaknya, bayangkan sekuat-kuatnya pondasi rumah ketika disamping pas digali dengan kedalaman 1 meter lebih otomatis ya rumah tersebut lama-lama pasti longsor juga”, tambahnya.
Wariadi juga mengungkapkan, “saat rumah saya bergeser pondasinya dan banyak sudut dinding rumah yang terputus, seketika saya langsung menghubungi perangkat desa, dan saya di arahkan untuk merapat ke balai desa, dan saya pun mengikuti arahan, saya datang ke balai desa, dan selanjutnya semua perangkat desa pilangsari berbondong-bondong datangi rumah saya untuk surfe atau cek lokasi. Memang saya akui pihak Pemdes Pilangsari bijaksana dan langsung merespon cepat dan tanggap keluhan saya, dan Pemdes Pilangsari akan langsung memusyawarahkan untuk mencarikan solusinya, “ungkapnya.

Wariadi menegaskan, “pada hari Rabu kemarin, tanggal 13 Maret 2024 siang, rumah saya disurfe lagi sama Pak Kasi Trantib Kecamatan Kalitidu beserta Pak Satpol PP Kecamatan Kalitidu dan didampingi oleh 2 orang perangkat Desa Pilangsari yaitu Mbah Wo Saekan dan Pak Jogoboyo Sofyan, poinnya saya ini orang kecil, masyarakat bodoh, kena musibah jelas juga sebabnya yaitu dampak galin, jadi ya pasrah saja bagaimana baiknya dan bagaimana kebijakannya pihak pemerintah desa gitu saja sudah cukup, “pungkas Wariadi.
Kepala Dusun Jambe Saekan yang sekaligus juga timlak di Desa Pilangsari saat dikonfirmasi media ini disinggung soal solusi nggemplangnya pondasi rumah warga yang diduga dampak galian, pihaknya mengatakan bahwa besok masih di proses.
“Wa’alaikumsalam, besuk masih diproses. Tunggu ko BPBD, menowo oleh santunan. Ki kan tepak to mas pas onok banjir, InsyaAllah besuk ada solusi. Sementara diatasi di suntik dulu, iki lagi dimusyawarahne”, ungkap Kepala Dusun Jambe Saekan kepada media ini.
Kasi Trantib Kecamatan Kalitidu ketika dikonfirmasi media ini melalui by WA nya, di soal hasil surfe terkait rumah warga Desa Pilangsari yang terkena dampak galian, pihaknya mengatakan bahwa untuk laporan dari Desa akan dibawa ke PJ, DPMD, Satpol dan Dinsos.
“Wa alaikumussalam salam Wr Wb. Untuk laporan dari desa nanti kalo hujan reda saya bawa ke PJ dpmd satpol dan dinsos”, tutur Kasi Trantib Kecamatan Kalitidu.
Dari patauan media ini, sampai berita ini diterbitkan, menurut Wariadi pemilik rumah, belum ada tindakan atau penanganan fisik baik dari pihak pemerintah desa maupun instansi terkait lainnya, harapannya baik dari pemdes maupun instansi terkait lannya segera menanggapi dan menangani secara fisik agar tidak terjadi hal yang tidak di inginkan, terutama juga galian itu harus di beri dinding penahan tanah agar tidak logsor lagi.
(Tim Investigasi Lidik Krimsus RI/Red)
Bersambung *****
