Sumedang – medialidikkrimsus-ri.net – Dalam kehidupan bermasyarakat kita sering melihat ketimpangan yang nyata, yang kaya makin kaya, yang miskin makin miskin menjadi bahasa umum terdengar, hal ini terjadi karena masih rendahnya pemahaman masyarakat tentang hidup berPancasila, apalagi masyarakat awan. Pancasila hanya jadi slogan tanpa makna, padahal kalau kita hayati, Pancasila merupakan falsafah bangsa yang seharusnya menjadi falsafah setiap manusia Indonesia.
Dari pengamatan dan temuan di lapangan, wartawan medialidikkrimsus-ri.net mencoba menulis temuan di masyarakat, yang juga menjadi pengalaman pribadi penulis itu sendiri, Sabtu (16/04/2022).
Dari temuan dan pengalaman wartawan tersebut, Penulis mencoba mebuat Pemaparan singkat yang diharapkan mampu membangkitkan kecintaan kita terhadap Pancasila, bukan hanya Cinta tapi pembaca juga mampu menggali lebih dalam lagi kandungan dari Pancasila sehingga Pancasila bisa di aplikasikan dalam kehidupan sehari – hari.
Berikut Pemaparan singkat dari Pancasila menurut Pengalaman dari penulis, sebagai berikut :
- Ketuhanan Yang Maha Esa. Artinya setiap orang wajib tau Tuhannya dan mengerti Tuhannya, yakin kepada Tuhannya, ini basic dasar orang beragama “Awaludin Ma’rifatullah” awal beragama ya harus kenal Tuhan, tahu Tuhan, dekat Tuhan, cinta Tuhan, kasih Tuhan, dan sayang Tuhan (berma’rifat), setelah berma’rifat baru kita bisa menjalankan Agama dengan baik. Dari sinilah ketemu Manusia yang adil dan beradab (sila ke-2)
- Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab.
Artinya orang yang sudah berma’rifat itu jadi manusia seutuhnya yang sudah kenal dengan dirinya dimana Manusia yang sudah kenal dirinya pasti kenal Tuhannya “Man Arofa Nafsahu….”, manusia sebagai pembawa sifat Tuhan (Allah) yaitu Kasih dan sayang (Bismillahi Rohmani Rohimi), manusia kalau sudah sampai dititik ini pasti punya adab dan bersikap adil, tidak akan merugikan diri sendiri apalagi orang lain. - Persatuan Indonesia.
Artinya manusia yang beradab bisa dipastikan bersatu, tidak tercerai berai, hal ini tidak terlepas dari Sila Pertama “Ketuhanan Yang Maha Esa dan Sila Kedua “Kemanusian Yang Adil dan Beradab”, dan merupakan wujud aplikasinya Sila Pertama dan Kedua. Bersatu merupakan kekuatan untuk bangkit di berbagai bidang. - Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan permusawaratan / perwakilan. Artinya wujud manusia yang bersatu bisa di pastikan selalu mengedepankan musyawarah, selalu bersikap bijak untuk mufakat, Musyawarah disini jelas akan mampu menghilangkan kesenjangan dalam bermasyarakat, Musyawarah juga merupakan sarana silaturahmi yang cukup efektif dalam bermasyarakat.
- Keadilan Sosial bagi seluruh Rakyat Indonesia
Artinya wujud dari musyawarah dan mufakat (Sila ke empat) yaitu keadilan buat semua manusia, adil bukan berarti sama, tapi adil itu sesuai dengan porsinya masing masing. Adil di sini harus bisa dirasakan oleh setiap insan manusia Pancasila.
“Jadi Pancasila itu dari sila pertama sampai kelima merupakan gabungan dari Habluminallah dan Habluminanas untuk menjadikan manusia seutuhnya, manusia yang bermartabat, yang pada akhirnya akan mewujudkan manusia yang bertanggung jawab dan mandiri”.
(ARS – Red)
