Bangka Barat – Aktivitas penambangan timah di wilayah perairan Keranggan-Tembelok terus menjadi topik perdebatan di berbagai media online. Meski banyak pihak menyoroti legalitas kegiatan ini, masyarakat lokal di wilayah Keranggan-Tembelok justru memberikan dukungan penuh terhadap aktivitas tambang yang dilakukan oleh warga setempat. Bahkan, situasi di lapangan terpantau kondusif, dengan dampak positif bagi perekonomian lokal.
Namun, meskipun keadaan berjalan stabil, terindikasi ada oknum yang berusaha memicu konflik antara masyarakat dan aparat penegak hukum (APH). Hal ini menjadi perhatian dua organisasi besar di Bangka Belitung, yakni Laskar Merah Putih (LMP) Babel dan Forum Jaga Babel. Kedua organisasi ini meminta agar pemerintah dan pihak terkait tidak membiarkan situasi kondusif ini dirusak oleh oknum yang ingin memecah belah.
Dukungan Penuh dari Masyarakat untuk Tambang Lokal
Kegiatan penambangan timah di wilayah Keranggan-Tembelok dinilai sangat berpengaruh pada peningkatan perekonomian lokal. Tidak hanya bagi para penambang, tetapi juga bagi sektor-sektor lain seperti perdagangan. Pedagang di Pasar Muntok dan toko-toko kelontong di wilayah Bangka Barat merasakan dampak positif dari peningkatan aktivitas ekonomi yang berasal dari tambang tersebut.
Seorang pedagang di Pasar Muntok menyebutkan bahwa penjualan meningkat tajam sejak adanya aktivitas tambang timah di wilayah tersebut. “Banyak orang yang datang ke pasar untuk membeli bahan makanan dan barang kebutuhan sehari-hari. Kami sangat terbantu dengan adanya aktivitas tambang ini,” ujarnya.
Selain itu, aktivitas tambang juga menciptakan peluang kerja bagi warga lokal yang tidak terlibat langsung dalam penambangan. Beberapa warga mendapatkan pekerjaan sebagai pengelola parkir, sementara ibu-ibu di sekitar lokasi tambang memanfaatkan peluang untuk berjualan makanan bagi para pekerja. Semua ini menciptakan suasana yang kondusif dan ekonomi lokal yang hidup.
Feri LMP Babel: Pemerintah Harus Hadir Sesuai UUD Pasal 33
Feri, Ketua Laskar Merah Putih (LMP) Babel, dalam pernyataannya kepada media pada Rabu (9/10/2024), menegaskan bahwa pemerintah harus hadir dalam situasi ini dan menetapkan kebijakan yang berpihak kepada rakyat, sesuai dengan amanat Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 33.
“Tanah, air, serta kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara, dan dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat,” tegas Feri. Menurutnya, pemerintah memiliki kewajiban untuk memastikan bahwa kebijakan yang diambil berkaitan dengan tambang timah haruslah berorientasi pada kesejahteraan rakyat, terutama warga lokal yang bergantung pada kegiatan tersebut untuk mempertahankan hidup mereka.
Feri juga menyoroti kondisi ekonomi Bangka Belitung yang sedang tidak stabil. Ia menekankan pentingnya tindakan bijak dari pemerintah untuk menyikapi situasi ini, bahkan jika diperlukan melalui kebijakan diskresi yang dapat memberikan ruang bagi masyarakat untuk merasakan arti kemerdekaan yang sesungguhnya.
“Lokasi tambang di Keranggan-Tembelok ini adalah harapan bagi warga untuk mempertahankan harkat hidup mereka. Kami berharap agar para pemimpin di negara ini dapat bersikap bijak dalam menyikapi situasi ekonomi Babel saat ini,” tambah Feri.
Abi Forum Jaga Babel: Jangan Ada yang Membenturkan Masyarakat dengan Aparat
Senada dengan Feri, Abi, Ketua Forum Jaga Babel, mengingatkan agar tidak ada pihak yang mencoba membenturkan masyarakat dengan aparat penegak hukum. Abi menekankan pentingnya menjaga kondisi yang sudah kondusif di tengah masyarakat.
“Jangan sampai ada pihak yang mencoba membenturkan antara masyarakat dan aparat penegak hukum. Keadaan di Keranggan-Tembelok selama beberapa minggu terakhir ini kondusif, dan ini harus dipertahankan,” kata Abi.
Ia juga menjelaskan bahwa dampak dari aktivitas tambang timah ini tidak hanya dirasakan oleh para penambang saja, tetapi juga oleh masyarakat sekitar yang mendapatkan manfaat dari berbagai peluang ekonomi yang tercipta. Abi mencontohkan adanya pekerjaan parkir dan warung makanan yang semakin hidup berkat aktivitas tambang.
“Ini adalah kondisi masyarakat yang hidup, di mana mereka bisa bekerja dan mendapatkan penghasilan. Jangan sampai ada pihak yang merusak situasi ini dengan memantik konflik,” tegasnya.
Abi juga memperingatkan bahwa siapa pun yang berusaha memantik api di tengah masyarakat, akan menghadapi konsekuensinya. “Hati-hati jika ada oknum yang berusaha memantik api di tengah masyarakat. Maka ia akan terbakar sendirian,” pungkas Abi.
Harapan Masyarakat dan Organisasi
Di tengah situasi yang semakin memanas akibat isu tambang timah ini, masyarakat Keranggan-Tembelok dan organisasi-organisasi seperti LMP Babel dan Forum Jaga Babel berharap agar pemerintah segera hadir dan mengambil langkah bijak. Mereka meminta agar pemerintah mengutamakan kepentingan rakyat dalam setiap kebijakan yang diambil, serta menjaga agar situasi yang kondusif ini tidak rusak oleh kepentingan segelintir oknum.
Aktivitas tambang timah di wilayah ini diyakini mampu menjadi penggerak roda ekonomi bagi masyarakat lokal dan Bangka Barat pada umumnya. Jika dikelola dengan baik, tambang timah ini bisa menjadi solusi bagi krisis ekonomi yang sedang melanda Bangka Belitung.
Sementara itu, masyarakat tetap berharap agar suara mereka didengar oleh pemerintah, dan agar tidak ada lagi pihak-pihak yang mencoba memecah belah antara warga dan aparat penegak hukum, demi kesejahteraan bersama.
Aan Permadi
